Memahami Capaian Pembelajaran (CP) pada Kurikulum Merdeka
Minggu, 17 Juli 2022
Tulis Komentar
Bahasan mengenai capaian pembelajaran atau CP pada Kurikulum Merdeka. Kurikulum merdeka yang merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD dibahas secara menyeluruh di sini.
Halo sahabat Gurnulis, bagaimana kabar pembelajaran yang sahabat lakukan di kelas? Berlangsung lancar, bukan? Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin berbagi informasi mengenai Kurikulum Merdeka, fokusnya pada bahasan Capaian Pembelajaran (CP). Ayo kita berliterasi.
Apa itu Capaian Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka?
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika diumpamakan dengan sebuah perjalanan berkendara, Capaian Pembelajaran (CP) ini memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebu fase.
Apakah Capaian Pembelajaran (CP) menggantikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)?
Capaian Pembelajaran (CP) kedudukannya setara dengan Kompetensi Inti (KI) - Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikulum 2013.
Apakah acuan ukuran kompetensi lulusan pada Kurikulum Merdeka?
Mengapa Capaian Pembelajaran (CP) mengintegrasikan kembali keterampilan, pengetahuan, dan sikap?
Bagaimana penyusunan kompetensi yang ingin dicapai pada Capaian Pembelajaran (CP)?
Teori belajar apa yang menjadi rujukan bagi Capaian Pembelajaran (CP)?
Dalam kerangka teori ini, “memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena. Dengan demikian, pemahaman bukanlah suatu proses kognitif yang sederhana atau proses berpikir tingkat rendah.
Bukankah pada taksonomi Bloom "memahami" dianggap sebagai proses berpikir tingkat rendah?
Terdiri dari apakah naskah Capaian Pembelajaran (CP) itu?
Rasional pada Capaian Pembelajaran (CP) menjelaskan alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut serta kaitannya dengan profil pelajar Pancasila.
Tujuan pada Capaian Pembelajaran (CP) menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dituju setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran tersebut secara keseluruhan.
Karakteristik pada Capaian Pembelajaran (CP) menjelaskan apa yang dipelajari dalam mata pelajaran tersebut, elemen-elemen atau domain (strands) yang membentuk mata pelajaran dan berkembang dari fase ke fase.
Capaian per fase pada Capaian Pembelajaran (CP) disampaikan dalam dua bentuk, yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase untuk setiap elemen. Oleh karena itu, penting untuk pendidik mempelajari CP untuk mata pelajarannya secara menyeluruh.
Mengapa Capaian Pembelajaran (CP) disusun per fase?
Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) per fase ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right Level), kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka. Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) dengan memperhatikan fase-fase perkembangan anak ini memungkinkah guru dan satuan pendidikan memperoleh keleluasaan dalam menyesuaikan pembelajaran sehingga selaras dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
Bagaimana contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran (CP) dalam perencanaan pembelajaran?
- Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu periode (misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep. Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang sudah dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya.
- Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik. Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya, sementara kelas menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase A (yang umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas yang disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
- Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif. Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX. Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir di suatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.
Bagaimana pembagian fase pada setiap kelas atau jenjangnya?
- Fase fondasi untuk kelas atau jenjang PAUD.
- Fase A untuk kelas I-II SD/ MI.
- Fase B untuk kelas III-IV SD/ MI.
- Fase C untuk kelas V-VI SD/ MI.
- Fase D untuk kelas VII-IX SMP/ MTs.
- Fase E untuk kelas X SMA/ SMK/ MA/ MAK.
- Fase F untuk kelas XI-XII SMA/ MA/ MAK, kelas XI-XII SMK Program 3 tahun, dan kelas XI-XII SMK program 4 tahun.
Referensi apa yang dapat digunakan untuk mendukung Capaian Pembelajaran (CP)?
Bagaimana cara mudah memahami Capaian Pembelajaran (CP) pada Kurikulum Merdeka?
Beberapa contoh pertanyaan reflektif yang dapat digunakan untuk memandu guru dalam memahami Capaian Pembelajaran (CP) adalah sebagai berikut.
- Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik untuk sampai di capaian pembelajaran akhir fase?
- Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP?
- Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami?
- Apakah capaian yang ditargetkan sudah biasa saya ajarkan?
Bagaimana cara memunculkan ide-ide pengembangan rancangan pembelajaran berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP)?
- Bagaimana capaian dalam fase ini akan dicapai anak didik?
- Materi apa saja yang akan dipelajari dan seberapa luas serta mendalam?
- Proses belajar seperti apa yang akan ditempuh peserta didik?
Beberapa catatan penting tentang Capaian Pembelajaran (CP) untuk jenjang PAUD, SMK, Pendidikan Kesetaraan, dan Pendidikan Khusus
- nilai agama dan moral,
- fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa; dan
- nilai Pancasila; serta bidang-bidang lain untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan kebutuhan pendidikan Abad 21 di Indonesia.
- nilai agama dan budi pekerti;
- jati diri; dan
- dasar-dasar literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan seni.
Pada jenjang SMK terdapat beberapa kekhasan. Pendidik dapat melakukan analisis CP mata pelajaran kejuruan SMK bersama dengan mitra dunia kerja. Pada jenjang SMK terdapat program empat tahun sebagaimana tercantum dalam daftar konsentrasi keahlian yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pada program empat tahun pembelajaran diselenggarakan hingga kelas XIII mata pelajaran yang diajarkan pada kelas XIII adalah: Matematika, Bahasa Inggris, dan Praktik Kerja Lapangan. Capaian Pembelajaran fase F berlaku pada pada mata pelajaran yang diajarkan hingga kelas XIII.
Pada Pendidikan Kesetaraan, penyusunan alur tujuan pembelajaran memperhatikan alokasi waktu didasarkan pada pemetaan Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan bentuk pembelajaran tatap muka, tutorial, mandiri ataupun kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Capaian pembelajaran pada mata pelajaran kelompok umum, mata pelajaran pemberdayaan, dan mata pelajaran keterampilan mengacu pada capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Satuan pendidikan dapat mengembangkan capaian pembelajaran pada mata pelajaran keterampilan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, lingkungan belajar dan satuan pendidikan.
Pada Pendidikan Khusus, pembagian fase didasarkan pada usia mental peserta didik. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual, dapat menggunakan Capaian Pembelajaran (CP) pendidikan khusus. Capaian Pembelajaran (CP) pada peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat dilakukan lintas fase dan lintas elemen, sesuai dengan kondisi, kemampuan, hambatan dan kebutuhan. Sementara peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual menggunakan Capaian Pembelajaran (CP) reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum. Di bawah ini adalah rumusan fase capaian pembelajaran pada Pendidikan Khusus.
Belum ada Komentar untuk "Memahami Capaian Pembelajaran (CP) pada Kurikulum Merdeka"
Posting Komentar