Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Senin, 18 Juli 2022
1 Komentar
Bahasan mengenai rumusan tujuan pembelajaran pada Kurikulum Merdeka. Tujuan pembelajaran harus dicapai oleh peserta didik dalam rangka mewujudkan Capaian Pembelajaran atau CP.
Halo sahabat Gurnulis. Artikel kali ini membahas tentang cara merumuskan tujuan pembelajaran pada Kurikulum Merdeka ya. Sudahkah sahabat berliterasi mengenai cara menentukan tujuan pembelajaran ABCD? Kalau belum sahabat dapat berliterasi terlebih dahulu. Literasi lain yang menunjang pemahaman artikel ini adalah
- tanya jawab tentang Kurikulum Merdeka;
- tanya jawab tentang Capaian Pembelajaran atau CP.
Ayo kita segera berliterasi.
Pengertian Tujuan Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka
Setelah memahami Capaian Pembelajaran (CP), pendidik mulai mendapatkan ide-ide yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, untuk merumuskan tujuan pembelajaran.
Komponen Utama pada Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka
- Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan atau didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain sebagai berikut.
- Secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
- Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
- Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain:
- Hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam Capaian Pembelajaran (CP)?
- Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam Capaian Pembelajaran atau CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)
Merumuskan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Teori Bloom
Anderson dan Krathwohl (2001) mengembangkan taksonomi berdasarkan Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan untuk konteks belajar saat ini. Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut.
Berikut penjelasan dari tahapan-tahapan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl di atas.
- Level 1 adalah menigingat, yang terdiri dari kemampuan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk de nisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadanya.
- Level 2 adalah memahami, yang terdiri dari kemampuan menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.
- Level 3 adalah mengaplikasikan, yang terdiri dari kemampuan menggunakan konsep, pengetahuan, atau informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan.
- Level 4 adalah menganalisis, yang terdiri dari kemampuan memecah-mecah informasi menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan atau korelasi atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau mengorganisasikan beberapa ide dan/ atau konsep.
- Level 5 adalah mengevaluasi, yang terdiri dari kemampuan membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.
- Level 6 adalah menciptakan, yang terdiri dari kemampuan merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh, melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang sudah ada.
Merumuskan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Teori Tighe dan Wiggins
Menurut Tighe dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan melalui kombinasi dari enam kemampuan berikut.
Berikut penjelasan dari kemampuan dalam teori dari Tighe dan Wiggins di atas.
- Penlajasan (explanation), yaitu berupa kemampuan mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan, menjelaskan sebuah teori, dan menggunakan data.
- Interpretasi, yaitu kemampuan menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan, atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain.
- Aplikasi, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai sesuatu dalam situasi yang nyata atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan).
- Perspektif, yaitu kemampuan melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
- Empati, yaitu kemampuan menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya.
- Pengenalan diri atau reeksi diri, yaitu kemampuan memahami diri sendiri yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
Merumuskan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Teori Marzano
Sistem diri adalah keputusan yang dibuat individu untuk merespon instruksi dan pembelajaran: apakah akan melakukannya atau tidak.
Sistem metakognitif adalah kemampuan individu untuk merancang strategi untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar mencapai tujuan.
Sistem kognitif mengolah semua informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ada 6 (enam) level taksonomi menurut Marzano yaitu sebagai berikut.
Penjelasan mengenai 6 (enam) level taksonomi menurut Marzano adalah sebagai berikut.
- Tingkat 1 adalah mengenali dan mengingat kembali (retrieval). Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidentikasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang berkaitan.
- Tingkat 2 adalah pemahaman. Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidentikasi atribut atau karakteristik utama dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano, pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan: integrasikan dan simbolisasi.
- Tingkat 3 adalah analisis. Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud bukan hanya mengidentikasi karakteristik penting dan tidak penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis, yaitu: (1) mencocokan, (2) mengklasikasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesikasikan.
- Tingkat 4 adalah pemanfaatan pengetahuan. Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang. Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan.
- Tingkat 5 adalah metakognisi. Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi, yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.
- Tingkat 6 adalah sistem diri. Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.
Alternatif untuk Merumuskan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka
- Alternatif 1 : merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP) Alternatif
- Alternatif 2 : merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis "kompetensi" dan "lingkup Materi" pada Capaian Pembelajaran (CP).
- Alternatif 3 : merumuskan tujuan pembelajaran Lintas Elemen Capaian Pembelajaran (CP).
Catatan Khusus mengenai Perumusan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka
- Pada Capaian Pembelajaran (CP) PAUD, penyusunan tujuan pembelajaran mempertimbangkan laju perkembangan anak, bukan kompetensi dan konten seperti pada jenjang lainnya.
- Pada Pendidikan Khusus, selain kompetensi dan konten, tujuan pembelajaran juga mencakup variasi dan akomodasi layanan sesuai karakteristik peserta didik. Selain itu, tujuan pembelajaran diarahkan pada terbentuknya kemandirian dalam aktivitas sehari-hari sampai kesiapan memasuki dunia kerja.
- Pada pendidikan kesetaraan, dalam merumuskan tujuan pembelajaran memperhatikan karakteristik peserta didik, kebutuhan belajar dan kondisi lingkungan.
- Pada satuan pendidikan SMK, tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dapat disusun bersama dengan mitra dunia kerja.
Panduan perumusan tujuan ini tidak mendorong pendidik untuk fokus pada satu teori saja. Sebaliknya, panduan ini memperlihatkan bahwa ada beberapa referensi yang dapat digunakan untuk merancang tujuan pembelajaran. Pendidik dapat menggunakan teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran, selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep atau topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan konteks lingkungan pembelajaran.
1 Komentar untuk "Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka"
Terima kasih sangat membantu
Posting Komentar