Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Rabu, 11 Agustus 2021
Tulis Komentar
Penjelasan tentang model pembelajaran AIR yang terdiri dari Auditory, Intellectualy, dan Repetition |
Pengertian Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Kajiannya kita mulai dari pendapat Miftahul Huda dalam bukunya yang berjudul "Model-model Pengajaran dan Pembelajaran" ya. Bukunya adalah sebagai berikut.
Miftahul Huda menyatakan bahwa model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) memiliki kemiripan dengan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualitation, Intelectually (SAVI) dan Visualitation, Auditory, Kinestetic (VAK). Perbedaan model pembelajaran AIR dari keduanya hanya terletak pada tahap repetisi. Repetisi adalah pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, serta pemantapan. Repetisi dapat dilakukan dalam kegiatan pemberian tugas atau kuis kepada peserta didik.
Suherman, penulis buku "Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer", menerangkan bahwa AIR merupakan akronim dari Auditory, Intelectually and Repetition. Menurutnya, model pembelajaran AIR ini dapat berjalan secara efektif apabila memperhatikan tiga hal tersebut. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
- Auditory, maksudnya indera telinga mesti digunakan dalam belajar dengan cara mendengarkan, menyimak, berbicara, persentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi.
- Intelectually, maksudnya kemampuan berpikir mesti dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi dan menerapkan.
- Repetition, maksudnya pengulangan untuk memperdalam pemahaman peserta didik melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, atau kuis.
Pentingnya Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Seberapa pentingkah model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) digunakan? Berikut bahasannya.
Auditory
Auditory bermakna belajar dengan melibatkan pendengaran. Mendengar merupakan salah satu aktivitas belajar. Mustahil informasi yang disampaikan secara lisan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh peserta didik jika dilakukan tanpa melibatkan indera pendengarannya. Auditory memegang peranan penting karena merupakan salah satu modalitas belajar. Modalitas yang dimaksud adalah cara penyerapan informasi saat berkomunikasi ataupun belajar.
Pikiran yang berasal dari auditoris lebih kuat pengaruhnya daripada pikiran yang kita sadari. Ketika telinga menangkap dan menyimpan informasi, beberapa bagian penting di otak menjadi aktif. Menyikapi fenomena ini, guru hendaknya mampu membimbing peserta didiknya untuk mengoptimalkan fungsi indera telinga mereka. Tujuannya agar interkoneksi antara telinga dengan otak dapat bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Intellectualy
Intellectualy bermakna penggunaan pikiran peserta didik secara internal untuk merenungkan suatu pengalaman, menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Belajar intelektual merupakan bagian dari kegiatan perenungan, penciptaan, pemecahan masalah, dan pembangunan makna.Miftahul Huda menuliskan bahwa aspek intelektual peserta didik dalam belajar akan terlatih apabila guru mengajak mereka untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas intelektual, seperti:
- memecahkan masalah;
- menganalisis;
- pengalaman;
- mengerjakan perencanaan strategis;
- melahirkan gagasan kreatif;
- mencari dan menyaring informasi;
- merumuskan pertanyaan;
- menciptakan model mental;
- menerapkan gagasan baru pada pekerjaan;
- menciptakan makna pribadi;
- meramalkan implikasi suatu gagasan.
Repetition
Repetition bermakna pengulangan yang bersifat pendalaman, perluasan, dan pemantapan peserta didik dengan jalan pemberian tugas atau kuis. Guru hendaknya memberikan pengulangan setelah ia membelajarkan suatu unit pelajaran. Ini dilakukan untuk menanggulangi potensi ingatan peserta didik yang tidak selalu tetap alias mudah lupa. Miftahul Huda menyatakan bahwa pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas dan tidak mudah dilupakan, sehingga dapat digunakan oleh peserta didik untuk memecahkan masalah. Ulangan dapat diberikan secara teratur, pada waktu-waktu tertentu, atau setelah tiap unit diberikan, maupun secara insidental jika itu dianggap perlu. Tahap repetition ini dilakukan secara individu kepada peserta didik, bukan secara berkelompok.Kelebihan Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Setidaknya ada 4 (empat) kelebihan dari model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) ini. Kelebihannya adalah sebagai berikut.
- Melatih pendengaran dan keberanian peserta didik untuk mengungkapkan pendapat (auditory).
- Melatih peserta didik untuk memecahkan masalah secara kreatif (intellectually).
- Melatih peserta didik untuk mengingat kembali tentang materi yang telah dipelajari (repetition).
- Peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif.
Kelemahan Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Demikianlah bahasan singkat mengenai model pembelajaran AIR, ya sahabat pendidik. Semoga menginspirasi dan semakin memantapkan pembelajaran kita di kelas.
Salam literasi guru ndeso.
Belum ada Komentar untuk "Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)"
Posting Komentar