Kaidah Penulisan Soal Uraian
Senin, 22 Februari 2021
1 Komentar
Tata cara penulisan soal uraian atau esai yang benar untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, maupun SMA/MA serta SMK |
Assalamualaikum Sahabat Pendidik, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga tetap dalam keadaan sehat, dilimpahi kebahagiaan, dan penuh semangat ya. Masih seputar penilaian, kali ini penulis akan mengajak sahabat pendidik untuk sama-sama belajar mengenai kaidah penulisan soal uraian. Oh ya sebelumnya penulis telah membahas mengenai kaidah penulisan soal pilihan ganda. Jika sahabat memerlukan literasi tentangnya, sahabat boleh membuka tautan tersebut.
Bahasan kita dimulai dari Permendikbud dulu, ya. Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, lingkup penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik; penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian Hasil belajar oleh pendidik terdiri atas penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Salah satu teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur penguasaan kompetensi pengetahuan adalah tes tertulis menggunakan soal.
Bentuk soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama, soal yang tersedia pilihan jawabannya, yaitu soal pilihan ganda, soal dua pilihan jawaban (Benar-Salah, Ya-Tidak), dan menjodohkan. Kedua, soal yang tidak tersedia pilihan jawabannya yaitu soal isian dan uraian. Nah, pada tulisan kali ini penulis memfokuskan pembahasan pada bentuk soal uraian.
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis.
Soal uraian memiliki beberapa keunggulan. Berikut keunggulan-keunggulan tersebut.
- Dapat mengukur kompetensi peserta didik dalam hal menyajikan jawaban terurai secara bebas.
- Memungkinan peserta didik untuk mengorganisasikan pikirannya
- Memungkinan peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya.
- Memungkinan peserta didik untuk mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat peserta didik sendiri.
Di samping memiliki beberapa keunggulan, soal dengan bentuk uraian memiliki kekurangan. Berikut kekurangan-kekurangan tersebut.
- Jumlah materi atau pokok bahasan yang dapat ditanyakan terbatas.
- Waktu untuk memeriksa jawaban cukup lama.
- Penskorannya relatif subjektif.
- Tingkat reliabilitas relatif lebih rendah dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda karena reliabilitas skor pada soal bentuk uraian sangat tergantung pada penskor tes.
Dalam penulisannya, soal uraian harus memperhatikan aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Berikut penjelasannya.
Kaidah dari Segi Materi Soal
Dari segi materi, soal uraian harus memenuhi kaidah-kaidah berikut.
- Pokok soal harus sesuai dengan indikator.
- Pokok soal harus logis ditinjau dari segi materi.
- Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas.
Kaidah dari Segi Konstruksi Soal
Dari segi konstruksi, soal uraian harus memenuhi kaidah-kaidah berikut.
- Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
- Rumusan pokok soal harus merupakan pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur.
- Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban.
- Stimulus berupa gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
- Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai.
Kaidah dari Segi Bahasa Soal
Dari segi bahasa, soal uraian harus memenuhi kaidah-kaidah berikut- Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
- Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif. Artinya, soal menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik.
- Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat, terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Di samping kaidah-kaidah di atas, masih ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menyusun soal dengan tipe uraian. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
- Gambar, kalimat atau slogan tidak mengandung unsur iklan promosi produk komersial (iklan) atau instansi (nama sekolah, nama wilayah).
- Tidak menggunakan nama tokoh yang masih hidup dalam soal karena dapat diinterpretasikan mempromosikan tokoh tersebut.
- Ilustrasi soal tidak mengandung unsur SARA, kekerasan, pornografi, politik, ataupun konten yang dapat menimbulkan dampak negatif.
- Gambar, teks atau kutipan sebaiknya dituliskan sumber asalnya. Tata letak gambar diusahakan konsisten.
Bentuk Soal Uraian
Berdasarkan cara penskorannya, bentuk soal uraian dibedakan menjadi soal uraian objektif dan soal uraian non-objektif. Berikut adalah penjelasannya.
Soal Uraian Objektif
Soal uraian objektif merupakan soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian atau konsep tertentu sehingga penskoran dapat dilakukan secara objektif. Soal
uraian objektif mengukur kemampuan peserta didik menguraikan konsep
tertentu sesuai materi pelajaran sehingga penskoran dilakukan secara
objektif.
Soal Uraian Non-objektif
Soal uraian non-objektif merupakan soal yang menuntut sehimpunan jawaban berupa pengertian/konsep menurut pendapat masing-masing peserta didik sehingga penskorannya sukar dilakukan secara objektif. Soal bentuk uraian non-objektif mengukur kemampuan peserta
didik menguraikan pendapat terhadap konsep tertentu sesuai materi
pelajaran sehingga penskoran dilakukan secara subjektif. Bentuk soal
uraian harus memiliki pedoman penskoran yang jelas dan rinci.
Penyusunan Pedoman Penskoran Soal Uraian
Aktivitas
penskoran pada soal uraian harus beracuan pada pedoman. Pedoman
Penskoran adalah panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang:
- batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal bentuk uraian objektif;
- kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal uraian non-objektif.
Teknik dalam membuat pedoman penskoran untuk soal uraian objektif adalah sebagai berikut.
- Menuliskan semua jawaban benar atau kata kunci jawaban dengan jelas untuk setiap nomor soal.
- Memberikan skor 1 (satu) pada setiap kata kunci
- Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa subpertanyaan, rincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban. Kata-kata kunci ini dibuatkan skornya (masing-masing 1).
- Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal. Jumlah skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.
Adapun teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian non-objektif sebagai berikut.
- Menuliskan kriteria jawaban untuk dijadikan pedoman dalam memberi skor. Kriteria jawaban disusun sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi peserta didik yang berbeda dapat diskor menurut uraian jawabannya.
- Menetapkan rentang skor untuk tiap kriteria jawaban. Rentang skor terendah = 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan berdasarkan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal. Semakin kompleks jawaban, rentang skor semakin besar. Untuk memudahkan penskoran, setiap rentang skor diberi rincian berdasarkan kualitas jawaban, misalnya untuk rentang skor 0 - 3: jawaban tidak sesuai dengan kriteria = 0, sebagian kecil sesuai dengan kriteria = 1, sebagian besar sesuai dengan kriteria = 2, hampir seluruhnya sesuai dengan kriteria = 3.
- Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.
Prosedur Penskoran Soal Uraian
Penskoran soal uraian dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
- Pemberian skor sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua jawaban peserta didik agar konsistensi dalam penskoran dan skor yang dihasilkan adil.
- Pemberian skor pada soal uraian objektif: (a) periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran; (b) setiap jawaban yang sesuai dengan kunci diberi skor 1, sedangkan yang tidak sesuai diberi skor 0, tidak ada skor selain 0 dan 1.
- Pemberian skor pada soal uraian non-objektif: (a) Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran; (b) pemberian skor disesuaikan antara kualitas jawaban dan kriteria jawaban.
- Hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik pada setiap nomor butir soal.
Contoh Penulisan dan Penskoran Soal Uraian Objektif
Berikut adalah contoh penulisan dan penskoran pada soal uraian objektif.
Perhatikan gambar berikut!Pada proses klasifikasi tanaman, pohon A, B, dan C tergolong dalam kelompok yang sama karena memiliki ciri yang sama.Tentukan kelompok tanaman untuk ketiga pohon tersebut dan sebutkan 3 (tiga) ciri yang menjadi dasar pengelompokannya!
Pedoman PenskoranKeterangan:
- Apabila peserta didik menjawab "ketiga pohon tersebut termasuk kelompok dikoti", maka diberikan skor 1 (satu).
- Apabila peserta didik memberikan tiga ciri dari ciri-ciri berikut, maka diberikan skor 3 (tiga): (1) berakar tunggang; (2) biji berkeping dua; (3) bentuk tulan daun menyirip; (4) batangnya dapat tumbuh besar dan berkayu; (5) batangnya bercabang.
- Skor maksimum adalah 4 (empat).
Contoh Penulisan dan Penskoran Soal Uraian Non-objektif
Berikut adalah contoh penulisan dan penskoran pada soal uraian non-objektif.Buatlah sebuah karangan yang panjangnya sekitar 250-300 kata dengan ketentuan sebagai berikut.
- Pilihlah salah satu topik dari dua topik yang disediakan berikut: (a) pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan prestasi belajar; (b) mendorong minat baca untuk meningkatkan prestasi belajar.
- Kerangka karangan terdiri atas: (a) latar belakang masalah; (b) isi, yang terdiri dari gambaran kondisi saat inidan gambaran kondisi yang diharapkan; (c) strategi, yaitu strategi yang digunakan untuk mencapai kondisi yang diharapkan.
- Judul karangan Anda tentukan sendiri.
- Aspek yang akan dinilai meliputi, kesesuaian isi karangan dengan topik, koherensi antarkalimat, ejaan, dan tanda baca.
Pedoman PenskoranKeterangan:
- Kesesuaian isi dengan topik berada pada rentang penskoran 0 sampai dengan 2. Kriterianya: jika isi karangan sesuai dengan topik diberikan skor 2; jika isi karangan kurang sesuai dengan topik diberikan skor 1; jika isi karangan tidak sesuai dengan topikm diberikan skor 0.
- Koherensi antarkalimat berada pada rentang penskoran 0 sampai dengan 2. Kriterianya: jika semua kalimat berkoherensi diberikan skor 2; jika kalimat kurang berkoherensi diberikan nilai 1; jika semua kalimat tidak berkoherensi diberikan skor 0.
- Ejaan dan tanda baca berada pada rentang penskoran 0 sampai dengan 2. Kriterianya: jika semua penggunaan ejaan dan tanda baca tepat diberikan skor 2; jika penggunaan ejaan dan tanda baca kurang tepat diberikan skor 1; jika semua penggunaan ejaan dan tanda baca tidak tepat diberikan skor 0.
Cara Menentukan Nilai dari Soal Uraian
Istilah yang terkait dengan proses penentuan nilai dari soal uraian adalah:
- skor;
- bobot;
- nilai perolehan tiap soal;
- nilai hasil belajar.
Nilai dari hasil belajar merupakan jumlah dari nilai perolehan tiap soal. Nilai perolehan tiap soal didapatkan dari pengolahan skor terhadap bobot. Rumus nilai perolehan tiap soal adalah sebagai berikut
Nilai perolehan tiap soal didapatkan dari skor perolehan dibagi skor maksimum dikalikan bobot.
Bagaimana dengan penentuan nilai hasil belajar? Sebagaimana yang telah terpapar di atas, nilai hasil belajar atau nilai akhir berasal dari jumlah keseluruhan nilai perolehan tiap soal. Ilustrasi penentuan nilai hasil belajar adalah sebagai berikut.
Perhatikan pada bagian "Nilai Total"! Nilai total merupakan nilai hasil belajar. Dengan demikian, nilai perolehan dari soal uraian tersebut adalah 75.
Demikianlah kaidah penulisan soal uraian. Semoga bermanfaat. Penulis menuliskan artikel ini berdasarkan Panduan Penilaian Tes Tertulis yang diterbitkan oleh Pusat Penilaian
Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagai berikut.
Salam literasi guru ndeso.
1 Komentar untuk "Kaidah Penulisan Soal Uraian"
Mantap Buk.e👍👍
Posting Komentar