Metode Cepat Menghafal Perkalian Dasar

Halo pembaca setia Gurnulis.

Kali ini kita akan bahas tentang problem pembelajaran matematika di kelas tinggi tingkat Sekolah Dasar (SD). Apa permasalahan pembelajaran matematika di kelas tinggi? Satu dari sekian masalah matematika yang banyak dijumpai di kelas penulis adalah sulitnya siswa untuk melakukan pengoperasian bilangan dalam konsep-konsep materi tertentu. Kok bisa? Iya, hal ini terlihat dari fakta yang ditemukan penulis di kelasnya. Begitu guru telah selesai menjelaskan konsep dan rumusan materi pada siswa dengan metode tertentu mereka akan gampang menjawab pertanyaan guru tentang konsep materi yang telah dijelaskan, tapi begitu masuk ke bagian uji coba alias latihan setelah menuliskan rumus dia akan kesulitan untuk melakukan penyelesaian dari soal yang diberikan. Dari sanalah penulis mengetahui titik kelemahan siswa dalam belajar matematika, yakni lemahnya pengetahuan tentang perkalian dasar.

Perkalian memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh perkalian. Begitulah mungkin simpulan ketika kita harus dihadapkan dengan pembelajaran matematika di tingkat lanjut. Mengapa demikian? Karena perkalian termasuk salah satu elemen dasar dalam proses pengoperasian matematika. Fakta yang banyak kita jumpai di kelas. Jadi menghafal perkalian dasar 1 sampai 10 itu menjadi syarat mutlak untuk bisa mempelajari matematika di tingkat yang lebih tinggi. 

Di kelas rendah yakni di kelas 2, siswa sudah diajarkan tentang konsep dasar perkalian sebagai penjumlahan berulang dan mungkin gurunya juga sudah mencoba mengajak siswa untuk menghafalkan perkalian dasar. Bagi sebagian anak, menghafal perkalian bukanlah hal yang sulit. Mereka akan dengan sangat mudah menghafal bilangan-bilangan itu di luar kepalanya, tapi harus diingat juga bahwasanya setiap anak itu unik, kemampuan menghafalnya pun berbeda-beda. Pada anak yang kesulitan berkonsentrasi, menghafal perkalian dengan teknik yang biasa diajarkan  di sekolah-sekolah bukanlah hal yang mudah lho. Selain itu, Kurangnya latihan, pembiasaan, dan kegiatan literasi numerasi pada akhirnya membuat konsep perkalian berangsur terlupakan oleh siswa.  Oleh karena itu disini penulis akan berbagi tips agar perkalian dasar mudah dihafalkan oleh siswa.

1. Perkalian Menggunakan Lagu
Mengapa menggunakan lagu? Alasannya diantaranya: (1) meningkatkan mood siswa (Menyanyikan lagu-lagu yang dikenal siswa, akan menghilangkan kejenuhan serta rasa lelah pada diri siswa), (2) membuat otak jadi rileks (Untuk menghafal, siswa memerlukan kondisi yang nyaman dan rileks. Dengan penggunaan lagu, siswa akan merasa nyaman dan menghilangkan rasa takutnya terhadap perkalian).

 

Untuk menghafalkan perkalian dengan menggunakan lagu ini, pilihlah lagu-lagu yang  akrab dan dihafal oleh siswa dengan mengganti syair lagunya menjadi deret bilangan pada perkalian yang dihafalkan siswa.

 

Contoh
Untuk perkalian satu
Guru mengajak siswa menyanyikan lagu "Aku Sayang Ibu" dengan syair berikut:

satu, dua, tiga, empat...
lima, enam, tujuh, delapan...
sembilan, lalu sepuluh...
itulah hasil perkalian satu...

Untuk perkalian dua
Guru mengajak siswa menyanyikan lagu "Kalau Kau Suka Hati" dengan syair berikut:

dua, empat, enam, delapan, sepuluh (tepuk tangan 3x)
duabelas, empatbelas, enambelas,(tepuk tangan 3x)
d'lapanbelas, dua puluh itu perkalian dua...
ayo kawan kita mengingat-nya (tepuk tangan 3x)

Catatan: 
Silahkan guru melakukan improvisasi dengan lagu dan mungkin bisa disertai gerakan agar tetap diingat oleh siswa.

2. Perkalian Menggunakan Jari
Salah satu menghafalkan perkalian yang banyak digunakan adalah menggunakan jari untuk melambangkan angka-angka. selain lebih mudah dan praktis, metode memvisualkan angka dengan jari ini dipercaya dapat membantu siswa berkonsentrasi terhadap bilangan yang sedang dihafalkan.

 

Penggunaan jari ini biasanya digunakan untuk perkalian 6 sampai 9. Metode ini tentu sudah sangat familiar bagi kita. Nah di sini penulis coba bagikan cara perkalian angka istimewa, yakni 9. Pembaca setia Gurnulis juga mungkin sudah tahu, kalau menghafal perkalian angka 9 bisa dilakukan dengan bantuan trik sepuluh jari. Berikut acuannya:

• Posisi telapak tangan disejajarkan dengan posisi punggung tangan di atas.
• Tangan kanan dan semua jari yang tersisa di bagian kanan setelah satu jari dilipat adalah puluhan.
• Tangan kiri dan semua jari yang tersisa di bagian kiri setelah satu jari dilipat adalah satuan.
• Lipat jari sebagai angka pengali dari kanan ke kiri. Jadi, kelingking kanan mewakili angka pengali 1, jari manis kanan mewakili angka pengali 2, seterusnya sampai kelingking kiri yang mewakili angka pengali 10.

Dengan menggunakan acuan tersebut, perkalian 2x9 bisa dihitung dengan melipat jari manis kanan yang mewakili angka pengali 2. Setelah jari manis kanan dilipat akan tersisa 1 jari di belahan kanan dan 8 jari di belahan kiri, maka 2x9 = 18. Mudah sekali, bukan? 

 

3. Perkalian Menggunakan Tabel dan Tagihan

Tabel Perkalian

Menghafal perkalian bisa juga menggunakan tabel perkalian. Pengulangan adalah salah satu kunci penting untuk menghafal tabel perkalian. Jadi, kita perlu menyiapkan tabel perkalian lengkap dan untuk belajar siswa. Kemudian, setiap hari minta siswa menghafal satu kelompok angka perkalian dengan suara lantang sebanyak 2 sampai 5 kali pengulangan. Tidak apa-apa ya Saudara-saudara, hitung-hitung sekalian untuk kegiatan literasi numerasi siswa di sekolah. Lakukan secara rutin setiap hari sampai dia hafal di luar kepala, lalu lanjutkan dengan angka berikutnya.

Supaya hafalan angka sebelumnya tidak hilang, sesekali guru bisa memberikan kuis dan memberikan kartu tagihan hafalan pada siswa.

Kartu Tagihan Perkalian

Kartu tagihan perkalian disusun dengan melibatkan orang tua, teman sejawat dan guru. Artinya bukti hafalan siswa yang pertama harus ditandatagani orang tua, lalu teman sejawat, dan yang terakhir ditandatangani guru sebagai bukti bahwa dia telah lulus satu perkalian tertentu.

Kegiatan tagihan perkalian bersama teman sejawat

Kegiatan tagihan perkalian bersama guru

Terlambat itu tidak baik, tapi mau mencoba setidaknya lebih baik dari pada tidak sama sekali. 

Salam literasi!

Munasifatut Thoifah

Guru yang selalu ingin berbagi inspirasi.

Bagikan Artikel ini